Dari mana cabang olahraga badminton
berasal dan bagaimana sejarah awalnya ?
Orang hanya mengenal nama badminton
berasal dari sebuah rumah/istana di kawasan Gloucester-shire, sekitar 200
kilometer sebelah barat London, Inggris. Badminton House, demikian nama istana
tersebut, menjadi saksi sejarah bagaimana olahraga ini mulai dikembangkan
menuju bentuknya sekarang. Di bangunan tersebut, sang pemilik, Duke of Beaufort
dan keluarganya pada abad ke-17 menjadi aktivis olahraga ini. Akan tetapi, Duke
of Beaufort bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi nama karena
dari situlah permainan ini mulai dikenal di kalangan atas dan kemudian
menyebar. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya berasal
dari nama tempat.
Yang juga tanda tanya besar adalah
bagaimana nama permainan ini berubah dari battledore menjadi badminton. Nama
asal permainan dua orang yang menepak bola ke depan (forehand) atau ke belakang
(backhand) selama mungkin ini tadinya battledore. Asal mula permainan
battledore dengan menggunakan shuttlecock (kok) sendiri juga misteri. Dulu
orang menggunakan penepak dari kayu (bat). Dua orang menepak “burung” itu ke
depan dan ke belakang selama mungkin.
Permainan macam ini sudah dilakukan
anak-anak dan orang dewasa lebih dari 2000 tahun lalu di India, Jepang, Siam
(kini Thailand), Yunani, dan Cina. Di kawasan terakhir ini dimainkan lebih
banyak dengan kaki. Di Inggris ditemukan ukiran kayu abad pertengahan yang
memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang shuttlecock. Permainan
menggunakan kok memang mempunyai daya tarik tersendiri. Setelah ditepak atau
dipukul ke atas maka begitu “jatuh” (menurun) kok akan melambat, memungkinkan
orang mengejar dan menepaknya lagi ke atas. Yang menjadi tanda tanya, bagaimana
bisa terbentuk kok seperti sekarang: ada kepala dengan salah satu ujung bulat
dan di ujung lain yang datar tertancap belasan bulu sejenis unggas? Bahan-bahan
untuk membuat kok memang sudah ada di alam. Bentuk kepala kok yang bulat sudah
ada di sekitar kita, biasa ditemukan dalam buah-buahan atau batu.
Pertanyaannya adalah bagaimana awalnya
bulu-bulu abisa menancap di kepala kok ? Ada yang berpendapat bahwa ada
seseorang sedang duduk di kursi dan di depannya meja tulis. Dia melamun dan
memikirkan sesuatu yang jauh. Tanpa disengaja dia mengambil tutup botol yang
terbuat dari gabus dan kemudian menancap-nancapkan pena yang ketika itu terbuat
dari bulu unggas. Beberapa pena tertancapkan dan jadilah bentuk sederhana
sebuah kok.
Tentu ini tidak ada buktinya. Hanya kemudian
memang terbentuk alat permainan seperti itu yang di tiap kawasan berbeda
bentuknya. Pada tahun 1840-an dan 1850-an keluarga Duke of Beaufort ke-7 paling
sering menjadi penyelenggara permainan ini. Menurut Bernard Adams (The
Badminton Story, BBC 1980) anak-anak Duke – tujuh laki-laki dan empat perempuan
– inilah yang mulai memainkannya di ruang depan. Lama-lama mereka bosan
permainan yang itu-itu saja. Mereka kemudian merentangkan tali di antara pintu
dan perapian dan bermain dengan menyeberangkan kok melewati tali itu. Itulah
awal net. Akhir tahun 1850-an mulailah dikenal jenis permainan baru. Pada tahun
1860-an ada seorang penjual mainan dari London – mungkin juga penyedia
peralatan battledore – bernama Isaac Spratt, menulis Badminton Battledore – a
new game. Tulisan tersebut menggambarkan terjadinya evolusi permainan di
Badminton House.
Riwayat
singkat berdirinya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)
Pada jaman penjajahan dahulu, ada
perkumpulan-perkumpulan bulutangkis di Indonesia yang bergerak sendiri-sendiri
tanpa satu tujuan dan satu cita-cita perjuangan di alam negara merdeka, memang
tidak bisa dibiarkan berlangsung terus.Harus diusahakan satu organisasi secara
nasional, sebagai organisasi pemersatu.
Untuk menempuh jalan menuju satu wadah
organisasi maka cara yang paling tepat adalah mempertemukan tokoh
perbulutangkisan dalam satu kongres. Pada saat itu memang agak sulit untuk
berkomunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Satu-satunya yang bisa
ditempuh adalah lingkungan pulau jawa saja. Itupun bisa ditempuh setelah
terbentuknya PORI ( Persatuan Olah Raga Replubik Indonesia ).
Usaha yang dilakukan oleh Sudirman Cs
dengan melalui perantara surat yang intinya mengajak mereka untuk mendirikan
PBSI membawakan hasil. Maka dalam suatu pertemuan tanggal 5 Mei 1951 di Bandung
lahirlah PBSI ( Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia ) dan pertemuan
tersebut dicatat sebagai kongres pertama PBSI. Dengan ketua umumnya A. Rochdi
Partaatmadja, ketua I : Soedirman, Ketua II : Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I
: Amir, Sekretaris II : E. Soemantri, Bendahara I : Rachim, Bendahara II : Liem
Soei Liong.
Dengan adanya kepengurusan tingkat pusat
itu maka kepengurusan di tingkat daerah / propinsi otomatis menjadi cabang yang
berubah menjadi Pengda ( Pengurus Dareah ) sedangkan Pengcab ( Pengurus Cabang
) adalah nama yang diberikan kepada kepengurusan ditingkat kotamadya /
kabupaten. Hingga akhir bulan Agustus 1977 ada 26 Pengda di seluruh Indonesia (
kecuali Propinsi TImor-Timur ) dan sebanyak 224 Pengcab, sedangkan jumlah
perkumpulan yang menjadi anggota PBSI diperkirakan 2000 perkumpulan.
Arti dari lambang PBSI, adalah sebagai
berikut :
1. Terdiri dari 5 warna yang mempunyai arti, antara
lain :
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran
2. Gambar Kapas : Berjumlah 17 biji
yaitu melambangkan angka keramat ( hari proklamasi ).
3. Gambar Shuttlecock : Dengan delapan
bulu, melambangkan 8 ( agustus )
4. Huruf PBSI : terdiri dari 4
dihubungkan dengan gambar ½ lingkaran sebanyak 5 biji berwarna merah dibawah
shuttlecock, melambangkan tahun 1945.
5. Gambar Padi : sebanyak 51 butir yang
melambangkan hari lahirnya PBSI yaitu tahun tanggal 5 Mei 1951.
6. Gambar Perisai : Adalah simbul
ketahanan, keuletan, rendah diri tapi ulet, kuat dan tekun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar