Sejarah
menunjukkan bahwa permainan sepak takraw telah dimainkan di abad ke-15 oleh
Kesultanan Malaka, karena disebutkan dalam teks sejarah Melayu yang terkenal ”Sejarah Melayu”. Sejarah Melayu yang dijelaskan secara
rinci tentang Raja Muhammad, seorang putra Sultan Mansur Shah yang tak sengaja
terkena bola rotan dari Tun Besar, putra Tun Perak, dalam permainan sepak raga.
Bola itu mengenai
tutup kepala Raja Muhammad dan membuatnya terjatuh ke tanah. Dalam kemarahan,
Raja Muhammad segera menikam dan membunuh Tun Besar, sehingga beberapa saudara
Tun Besar ingain balas dendam dan membunuh Raja Muhammad. Namun, Tun Perak
berhasil menahan mereka dan mengatakan bahwa ia tidak akan mengangkat Raja
Muhammad sebagai pewaris Sultan. Oleh karena hal itu, Sultan Mansur Shah
memerintahkan anaknya meninggalkan Malaka dan mengangkatnya sebagai penguasa di
Pahang.
Di Bangkok,
tepatnya di Wat Phra Kaeo terdapat bangunan yang didirikan tahun 1785 yang
menggambarkan dewa Hindu, Hanuman bermain sepak takraw di cincin dengan pasukan
kera. Catatan sejarah lain menyebutkan permainan awal sepak takraw selama
pemerintahan Raja Naresuan (1590-1605) dari Ayutthaya. Permainan tetap dalam
bentuk lingkaran selama ratusan tahun, dan versi modern sepak takraw dimulai di
Thailand pada awal tahun 1740-an.
Pada tahun 1866
dengan Asosiasi Olahraga Malaysia merancang aturan pertama untuk pertandingan
sepak takraw. Empat tahun kemudian, asosiasi ini memperkenalkan pertandingan
gaya voli pertama. Dalam beberapa tahun, sepak takraw dimasukkan ke dalam
kurikulum di sekolah-sekolah di Malaysia. Pada tahun 1940-an, versi modern
sepak takraw telah tersebar di Asia Tenggara bersama dengan aturan formalnya.
Olahraga ini
secara resmi dikenal sebagai ‘sepak takraw’. “Sepak” adalah bahasa Melayu untuk menendang
dan “takraw” adalah kata Thai untuk bola anyaman.
Oleh karena itu sepak takraw secara harafiah berarti menendang bola. Pemilihan
nama ini untuk olahraga pada dasarnya merupakan kesepakatan antara dua negara
lokomotif sepak takraw yakni Malaysia dan Thailand. Di Indonesia, khususnya di
Sulawesi Selatan, sepak raga / takraw disebut meraga / maddaga yang dalam
bahasa Bugis yang diambil dari kata siraga-raga yang berarti saling menghibur.
Meskipun sudah
ada sejak dulu kala, tapi permainan sepaktakraw resmi berkembang di Indonesia
tahun 1970. Bermula dari kunjungan muhibah Singapura dan Malaysia yang
memperkenalkan permainan sepak raga maka tidak sulit dikembangkan di Indonesia,
berdasarkan instruksi Depdikbud tahun 1970, untuk mengembangkan permainan
sepaktakraw, di Sulsel, Sumut, Sumbar dan Riau.
Tahun 1971
berdiri secara resmi induk organisasi olahraga dengan nama Perserasi, mempunyai
empat anggota, yaitu Pengda Sumut, pengda Sumbar, Pengda Riau, dan Pengda
Sulsel. Kemudian sejak itu perkembangan sepaktakraw semakin pesat. Dari empat
Pengda tumbuh menjadi 14 Pengda pada tahun 1980 bertepatan dengan
diselenggarakannya Kejurnas ke-3. Dua tahun kemudian, di seluruh daerah tingkat
I sudah berdiri Perserasi.
wahhh.. bedayahh... dengan olah raga sepak bola.. tapi, kayanya lebih PRO dehh
BalasHapussayangnya sepak takraw tidak terlalu populer di indonesia :))
BalasHapus